Skip to main content

B. Semangat Kejuangan Pemuda dalam Perjuangan Kemerdekaan


Sumpah Pemuda merupakan peristiwa bersejarah yang berperan penting dalam mencapai kemerdekaan Republik Indonesia. Pada Waktu itu, organisasi pemuda berasal dari daerah yang berbeda. Setiap organisasi pemuda memiliki perbedaan bahasa, agama, suku bangsa, adat istiadat, dan budaya. Namun, mereka memiliki tujuan yang sama, yaitu menjadikan Indonesia negara yang merdeka dan bebas dari segala bentuk penjajahan. Semangat kejuangan pemuda pada masa perjuangan kemerdekaan dapat dilihat dari pengorbanannya terhadap bangsa dan negara tanpa mengharapkan imbalan apapun.

       1. Tokoh-tokoh Muda Pejuang Nasional


Tokoh-tokoh pemuda berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Para pemuda rela berkorban jiwa. raga, bahkan nyawa demi meraih kemerdekaan dan bebas dari belenggu penjajahan. Berikut beberapa tokoh pemuda yang telah gugur saat usia mereka masih muda.
  • Wage Rudolf Soepratman

Wage Rudolf Soepratman lahir pada tanggal 9 Maret 1903 di Purworejo Jawa Tengah, meninggal di Surabaya Jawa Timur pada tanggal 17 Agustus 1938 pada umur 35 tahun karena sakit.  Saat tinggal di Makassar, Soepratman memperoleh pelajaran musik dari kakak iparnya yaitu Willem van Eldik, sehingga pandai bermain biola dan kemudian bisa mengubah lagu. Ketika tinggal di Jakarta, pada suatu kali ia membaca sebuah karangan dalam majalah Timbul. Penulis karangan itu menantang ahli-ahli musik Indonesia untuk menciptakan lagu kebangsaan. Soepratman tertantang, lalu mulai mengubah lagu. Pada tahun 1924 lahirlah lagu Indonesia Raya, pada waktu itu usia WR Soepratman baru 21 tahun. Pada bulan Oktober 1928 di Jakarta dilangsungkan Kongres Pemuda II. Pada malam penutupan kongres, tanggal 28 Oktober 1928, WR Soepratman memperdengarkan lagu ciptaannya secara instrumental didepan peserta umum. Pada saat itulah untuk pertama kalinya lagu Indonesia Raya dikumandangkan di depan umum. Semua yang hadir terpukau mendengarnya. Dengan Cepat lagu itu terkenal dikalangan pergerakan nasional. Apabila partai-politik mengadakan kongres, maka lagu Indonesia Raya selalu dinyanyikan. Lagu itu merupakan perwujudan rasa persatuan dan kehendak untuk merdeka. Akibat menciptakan lagu Indonesia Raya, WR Soepratman selalu diburu oleh Polisi Hindia Belanda, sampai jatuh sakit di Surabaya. Sesudah Indonesia merdeka, lagu Indonesia raya dijadikan lagu kebangsaan, lambang persatuan bangsa. WR Soepratman tidak sempat menikmati hidup dalam suasana kemerdekaan, namun WR Soepratman akan selalu menjadi pahlawan bangsa Indonesia.
  • Jenderal Besar Soedirman

Jenderal Besar TNI Anumerta Soedirman lahir di Bodas Karangjati, Purbalingga, Jawa Tengah, 24 Januari 1916, meninggal 29 Januari 1950 di Magelang, Jawa Tengah, pada umur 34 tahun. Dalam sejarah perjuangan Republik Indonesia, ia dicatat sebagai Panglima dan Jenderal RI yang pertama dan termuda. Saat usia Soedirman 31 tahun ia telah menjadi seorang jenderal. Meski menderita sakit tuberkulosis paru-paru yang parah, ia tetap bergerilya dalam perang pembelaan kemerdekaan RI. Melalui Konferensi TKR/Panglima Angkata Perang RI. Selanjutnya dia mulai menderita penyakit tuberkulosis, walaupun begitu selanjutnya dia tetap terjun langsung dalam beberapa kampanya perang gerilya melawan pasukan NICA Belanda. Penyakit yang diderita Soedirman saat berada di Yogyakarta semakin parah.  Soedirman dengan ditandu berangkat bersama pasukannya dan kembali melakukan perang gerilya. Ia berpindah-pindah selama tujuh bulan dari hutan satu ke hutan lain, dan dari gunung ke gunung dalam keadaan sakit dan lemah dan dalam kondisi hampir tanpa pengobatan dan perawatan medis. Setelah Belanda menyerahkan kepulauan Nusantara sebagai Republik Indonesia Serikat dalam Konferensi Meja Bundar tahun 1949 di Den Haag, Jenderal Soedirman kembali ke Jakarta bersama Presiden Soekarno, dan Wakil Presiden Mohammad Hatta. Pada tanggal 29 Januari 1950, Jenderal Soedirman meninggal dunia di Magelang, Jawa Tengah karena sakit tuberkulosis parah yang dideritanya. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara di Semaki, Yogyakarta. Ia dinobatkan sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan. Pada tahun 1997 Jenderal Besar Soedirman mendapat gelar sebagai Jenderal Besar Anumerta dengan bintang lima, pangkat yang hanya dimiliki oleh beberapa jenderal di RI sampai sekarang.
  • Halim Perdanakusuma

Abdul Halim Perdanakusuma lahir pada tanggal 18 November 1922 di Sampang. Halim Perdanakusuma gugur di Malaysia pada 14 Desember 1947 dalam usia 25 tahun saat menjalankan tugas semasa perang Indonesia-Belanda di Sumatera. Ia ditugaskan membeli dan mengangkut senjata dengan pesawat terbang dari Thailand. Semasa perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia melawan penjajah Belanda di Sumatera pada tahun 1948, Halim Perdanakusuma dan Marsma Ismayudi ditugaskan membeli kelengkapan senjata di Thailand. Keduanya ditugaskan dengan pesawat terbang jenis “Enderson”. Pesawat terbang itu dipenuhi dengan pelbagai senjata api, diantaranya karbin, sten-gan, pistol, dan bom tangan. Dalam perjalanan pulang, pesawat tersebut jatuh. Bangkai pesawat terbang tersebut ditemui sebuah  kawasan hutan berdekatan dengan Lumut, Perak, Malaysia. Namun tim penyelamat hanya menemui jasad Halim. Sementara, Ismayudi tidak dijumpai dan tidak diketahui nasibnya hingga sekarang. Begitu juga dengan berbagai senjata api yang mereka beli di Thailand, tidak ditemukan. Jasad Halim kemudian sempat dikebumikan di Gunung Mesah, tidak jauh dari Gopeng, Perak, Malaysia. Beberapa tahun kemudian, kuburannya digali dan jasadnya dibawa pulang ke Indonesia dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Pemerintah memberi penghormatan atas jasa dan perjuangan Halim Perdanakusuma, dengan menganugerahi gelar pahlawan nasional dan mengabadikan nama nya di sebuah lapangan terbang (Bandar Udara) internasional Halim Perdanakusuma di Jakarta. Juga dengan mengabadikan namanya pada kapal perang KRI Abdul Halim Perdanakusuma.
  • Harun Bin Said

Harun bin Said alias Thohir lahir pada tanggal 14 April 1947 di Kepulauan Bawean. Setelah lulus SMA ia memasuki dunia militer pada Korps Komando Angkatan Laut (KKO) pada bulan Juni 1964. Harun dinilai selaku prajurit yang tegas, disiplin dan mampu mengemban tugas yang dipercayakan padanya. Beberapa bulan menjadi anggota KKO, 10 Maret 1965, ia mendapat tugas rahasia yang amat berat, yaitu menyusup ke Singapura dan membuat sabotase di sana. Bersama Usman bin Muhammad Ali dan Gani bin Arup, ia menerima tugas itu dengan penuh tanggung jawab. Sesuai dengan waktu yang ditentukan, ketiganya berhasil menyusup masuk ke Singapura. Bangunan McDonald Singapura yang menjadi sasaran target sabotase berhasil mereka ledak kan. Mereka pun bergegas meninggalkan wilayah Singapura. Sayang, kapal boat yang mereka tumpangi mendadak rusak hingga Harun bin Said dan Usman bin Muhammad Ali ditangkap pasukan khusus Australia di pelabuhan Singapura. Harun bin Said di penjara. Setelah diajukan ke muka persidangan, hakim Singapura memutuskan Harun Bin Said bersalah dan divonis hukuman mati, Meskipun pemerintah Indonesia telah menempuh berbagai cara untuk membebaskan Harun Bin Said, namun semua usaha itu gagal. Harun bin Said tetap harus menjalani hukuman mati pada tanggal 17 Oktober 1968 di Changi, Singapura. Harun bin Said telah mempersembahkan jiwa dan raga nya untuk tanah air tercintanya. Jenazah Harun bin Said kemudian dikembalikan ke Indonesia dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Pemerintah Indonesia mengangkat Harun bin Said sebagai Pahlawan Pembela Kebenaran.
  • Amir Hamzah

Amir Hamzah lahir sebagai seorang penyair pada 28 Februari 1911 di Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Utara. Ia seorang sastrawan Pujangga Baru. Pemerintah menganugerahinya Pahlawan Nasional. Anggota keluarga kesultanan Langkat bernama lengkap Tengku Amir Hamzah Indera Putera, ini wafat di Kuala Begumit, 20 Maret 1946 pada usia 35 tahun akibat revolusi sosial di Sumatera Timur. Sejak masih kecil, Amir Hamzah sudah hidup dalam suasana lingkungan yang menggemari sastra dan sejarah. Kegemaran dan kepiawian menulis itu berlanjut hingga saat ia melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta. Dalam kumpulan sejak Buah Rindu yang ditulis antara tahun 1928 dan 1935, tapak perubahan lirik pantun dan syair Melayunya menjadi sajak yang lebih modern. Tahun 1931, ia telah memimpin Kongres Indonesia Muda di Solo. Pergaulannya dengan para tokoh pergerakan nasional itu telah mewarnai dunia kesusasteraanya. Sebagai sastrawan dan melalui karya-karyanya yang ditulis dalam bahasa Indonesia,  Amir telah memberikan sumbangan besar dalam proses perkembangan dan pematangan bahasa Melayu menjadi bahasa nasional Indonesia. Dalam suratnya kepada Armijn Pane pada bulan November 1932, ia menyebut bahasa Melayu adalah bahasa yang molek. Bagi Amir, Bahasa Indonesia adalah simbol dari kemelayuan, kepahlawanan dan keislaman. Hal ini tercermin dari syair-syair Amir yang merupakan refleksi dan religiusitas, dan kecintaannya pada ibu pertiwi serta kegelisahan sebagai seorang pemuda Melayu. Pemerintah RI mengapresiasi dan sumbangsih Amir Hamzah dengan menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1975. Selain itu, penghargaan atas jasa Amir Hamzah terlihat dari penggunaan namanya sebagai nama gedung pusat kebudayaan Indonesia di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur, dan nama masjid di Taman Ismail Marzuki, Jakarta

          2. Nilai-Nilai Sumpah Pemuda 1928

Nilai dan semangat Sumpah Pemuda merupakan fakta sejarah bahwa pada tanggal 28 Oktober 1928 pemuda Indonesia telah menyatakan satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa yakni bahasa Indonesia. Pernyataan tersebut merupakan bentuk tekad dan semangat perjuangan rakyat untuk merdeka atau bebas dari kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu. Kondisi tertindasan di bawah penguasa kolonialis itulah yang kemudian mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad bersatu demi mengangkat harkat dan martabat hidup rakyat Indonesia. Tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945. Sumpah Pemuda mengandung nilai-nilai luhur yang patut kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jika seluruh lapisan masyarakat bisa melaksanakan nilai-nilai luhur Sumpah Pemuda maka bangsa Indonesia tidak akan terpecah belah dan akan tetap menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan bulat. Adapun nilai-nilai luhur Sumpah Pemuda 1928 dapat disimpulkan sebagai berikut :
  • Mementingkan Rasa Persatuan

Pada peristiwa Sumpah Pemuda, para pemuda Indonesia bersatu padu demi terwujudnya satu bangsa. Mereka berjuang dalam satu kesatuan untuk mewujudkan Indonesia yang merdeka. Dengan bersatu kita menjadi kuat dan mampu melaksanakan tugas-tugas yang berat sekalipun.
  • Mengutamakan Kepentingan Bersama

Kepentingan bersama lebih penting daripada kepentingan pribadi. Sebab kepentingan bersama itu mencakup banyak orang. Apabila kepentingan bersama berhasil diselesaikan maka banyak orang mendapat manfaat dan akan senang. Pada saat Sumpah Pemuda, para pemuda Indonesia berasal dari daerah dan golongan yang berbeda-beda. Akan tetapi, para pemuda hanya memikirkan bagaimana agar Indonesia bisa bersatu. Mereka selalu mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi dan golongan.
  • Cinta Tanah Air

Cinta pada bangsa dan tanah air, artinya setia pada bangsa dan negara Indonesia. Cinta tanah air berarti rela berkorban untuk tanah air dan membela dari segala macam ancaman dan gangguan yang datang dari bangsa manapun. Para pahlawan telah membuktikan cintanya kepada tanah airnya Indonesia. Mereka tidak rela Indonesia diinjak-injak oleh kaum penjajah. Mereka tidak ingin negerinya dijajah, dirampas atau diperas oleh bangsa penjajah. Mereka berani mengorbankan nyawanya demi membela tanah air Indonesia.
  • Rela Berkorban

Rela berkorban, artinya berbuat secara ikhlas dan tanpa pamrih. Sikap rela berkorban tidak mengharapkan imbalan. Rela berkorban untuk kepentingan orang banyak akan menciptakan rasa persaudaraan dan persatuan, misalnya kamu kamu dengan ikhlas membantu nenek menyeberang di jalan juga merupakan sikap rela berkorban. Para pemuda Indonesia dalam peristiwa Sumpah Pemuda telah mengorbankan banyak tenaga, pikiran, dan kebutuhan pribadinya demi untuk kepentingan banyak orang. Berkorban untuk persatuan dan kemerdekaan bangsa.
  • Sikap Keberanian

Keberanian adalah sikap perilaku yang menunjukkan rasa percaya diri yang besar dan tidak memiliki rasa takut atau khawatir dalam menghadapi kesulitan hidup. Para pemuda Indonesia telah menunjukkan rasa keberaniannya dengan mencetuskan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Mereka juga tidak takut terhadap tentara Belanda yang saat itu tengah menjaga jalannya kongres.
  • Menerima dan Menghargai Adanya Perbedaan

Dalam peristiwa Sumpah Pemuda, ada banyak golongan dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Namun, perbedaan itu tidak dipermasalahkan. Semua diterima dan bersatu untuk mewujudkan satu bangsa yaitu Indonesia.


Semoga bermanfaat.

Comments